DLH SUMBAR SELENGGARAKAN SOSIALISASI PENGELOLAAN SAMPAH KAWASAN PERBATASAN KABUPATEN/KOTA

Pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga kawasan perbatasan kabupaten/kota masih menjadi permasalahan di Provinsi Sumatera Barat termasuk di Nagari Gadut Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten Agam. Guna penyelesaian masalah tersebut Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Sumatera Barat menyelenggarakan kegiatan Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah dalam bentuk sosialisasi dan pembentukan bank sampah. Khusus untuk Nagari Gadut diselenggarakan di Aula Kantor Walinagari Gadut pada tanggal 7 November 2019.

 

Kepala DLH Provinsi Sumatera Barat yang diwakili oleh Kepala Seksi Limbah B3 Bapak Dedi Harian mengatakan “kegiatan sosialisasi ini diselenggarakan kepada masyarakat, aparat nagari, aparat kecamatan, BABINSA dan BABINKAMTIBMAS serta pengurus Badan Usaha Milik Nagari (BUMNAG) dengan jumlah peserta 65 orang dengan narasumber Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Sumatera Barat Bapak Drs. H. Syafrizal, MM, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Barat yang diwakili oleh Kepala Seksi Limbah B3, dan Aktivis Lingkungan Hidup Bapak Yunhendri Danhas. Adapun tujuan dari kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pengelolaan sampah di kawasan perbatasan kabupaten/kota di Nagari Gadut, baik berupa pengurangan maupun penanganan sampah.

 

Selain pelaksanaan sosialisasi DLH Provinsi Sumatera Barat juga melaksanakan pendampingan pendirian bank sampah kepada masyarakat Nagari Gadut, sehingga sampah rumah tangga yang masih bernilai ekonomis dapat ditabung oleh masyarakat pada bank sampah yang dibentuk. Berdasarkan hasil diskusi masyarakat nagari Gadut, maka masyarakat bersepakat untuk membentuk bank sampah di masing-masing jorong, dimana Nagari Gadut terdiri atas 5 (lima) jorong.

 

Guna mewujudkan pengelolaan sampah melalui bank sampah tersebut diperlukan partisipasi masyarakat terutama dalam pemilahan sampah menurut jenisnya. Oleh karena itu, supaya masyarakat paham dalam pemilahan sampah, maka dalam kegiatan sosialisasi ini masyarakat juga diajarkan untuk memilah sampah berdasarkan jenis, baik yang organik yang dapat dikompos, sampah plastik, sampah kertas, sampah karton, sampah kaleng, sampah kaca, serta sampah residu. Agar bank sampah yang dibentuk ini dapat berkelanjutan maka masyarakat harus membudayakan pemilahan sampah di rumah masing-masing.

 

Dalam pelaksanaan sosialisasi ini DLH Provinsi Sumatera Barat juga memberikan bantuan alat pengolah sampah organik berupa 1 unit komposter kapasitas 60 liter kepada masing-masing peserta dari unsur masyarakat sebanyak 55 (lima puluh lima) unit. Dengan demikian diharapkan sampah yang dihasilkan di Nagari Gadut berupa sampah organik dapat lebih optimal dikomposkan di masing-masing rumah tangga, serta sampah yang masih bernilai ekonomis dapat ditabung pada bank sampah yang dibentuk, sedangkan sampah berupa residu yang tidak dapat dimanfaatkan akan difasilitasi DLH Kabupaten Agam untuk diangkut ke TPA Regional Payakumbuh.

 

Kepala DLH Kabupaten Agam yang diwakili Kepala Bidang Pengendalian Sampah dan Limbah B3 Bapak Azwir menyampaikan bahwa tingkat pelayanan sampah di Kabupaten Agam masih 20%, hal ini disebabkan karena keterbatasan anggaran pengelolaan sampah di Kabupaten Agam. Oleh karena itu Kabupaten Agam menerapkan kebijakan pengelolaan sampah berbasis nagari, sehingga pihaknya berharap pengelolaan sampah di Nagari dapat didukung oleh anggaran nagari melalu Dana Nagari/Desa. Sampai saat ini sudah terdapat 12 dari 82 Nagari yang membentuk Badan Usaha Milik Nagari yang berkontribusi dalam pengelolaan sampah di kabupaten Agam.

 

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Sumatera Barat Bapak Syafrizal/Ucok dalam pemaparannya menyampaikan bahwa Pengelolaan sampah ini dapat didukung melalui anggaran nagari, namun pengintegrasian program pengelolaan sampah ini harus diusulkan melalui MUSRENBANG Nagari. Menurut Syafrizal, selama ini 90 % anggaran nagari lebih cenderung untuk kegiatan fisik, dan hanya sebagian kecil anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat. Beliau berharap kedepannya minimal 60% dari anggaran nagari dapat di alokasikan untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat termasuk untuk BUMNAG yang salah satu unit usahanya dapat berupa bank sampah.

 

Syafrizal mengatakan bahwa guna sinergisitas kegiatan, Dinas Pemberdayaan masyarakat dan Desa Provinsi Sumatera Barat akan memfasilitasi kegiatan study tiru pengelolaan BUMBAG ke Nagari Pakandangan Kecamatan Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman pada minggu II November 2019. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memotivasi masyarakat Nagari Gadut untuk mengembangkan BUMNAG dan Pengelolaan Sampah dengan mempelajari success story BUMNAG Nagari Pakandangan yang merupakan salah satu BUMNAG terbaik di Provinsi Sumatera Barat, dimana salah satu bidang usahanya adalah pengelolaan sampah.

 

Walinagari Gadut Bapak Masferiedi sangat mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan oleh DLH Provinsi Sumatera Barat ini dan berharap dengan pelaksanaan sosialisasi ini dapat meningkatkan kualitas pengelolaan sampah di Nagari Gadut. Pihaknya mengakui bahwa saat ini pengelolaan sampah di Nagari gadut masih sangat rendah, dimana dari ± 4.900 KK masyarakat Nagari Gadut, masih ± 210 KK (4,3%) yang terlayani pengangkutan sampahnya oleh BUMNAG Nagari Gadut.

Share Berita :