Sumatera Barat Raih Penghargaan Pembina ProKlim Terbanyak Tahun Ini

Sumatera Barat kembali diundang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia untuk menerima penghargaan terkait Program Kampung Iklim (ProKlim) pada acara Festival Iklim yang diselenggarakan hari ini (2/10) di Auditorium Dr. Soedjarwo Gedung Manggala Wanabakti KLHK Jakarta.

 

Penghargaan yang diraih di antaranya “Apresiasi Pembina Program Kampung Iklim” yang diberikan kepada Gubernur Sumatera Barat, H. Irwan Prayitno selaku Pembina ProKlim Provinsi Sumatera Barat dan sebelas Bupati/Walikota dari Sumbar selaku Pembina ProKlim daerahnya masing-masing. Sumatera Barat adalah peraih terbanyak se-Indonesia untuk penghargaan ini.  

 

Penerimaan penghargaan Gubernur diwakili oleh Asisten II Sekda Prov. Sumbar, Ir. Benny Warlis, MM didampingi Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sumbar, Ir. Siti Aisyah, MSi. Sedangkan untuk Pemerintah Kab./Kota diraih oleh Bupati Sijunjung, Bupati Tanah Datar, Bupati Solok, Bupati Padang Pariaman, Bupati Pasaman Barat, Bupati Dharmasraya, Bupati 50 Kota, Bupati Pesisir Selatan, Walikota Padang Panjang, Walikota Bukittinggi dan Walikota Payakumbuh.

 

Kemudian penghargaan lain adalah tropi untuk Kategori Proklim Utama dan Kategori ProKlim Lestari. Untuk se-Indonesia, total 301 lokasi ProKlim dari 29 Provinsi telah diverifikasi oleh KLHK dan diperoleh 30 Tropi Kategori Proklim Utama dan 2 Tropi Kategori Proklim Lestari.

 

Dua Tropi  Kategori Proklim Utama  berhasil diraih oleh lokasi ProKlim usulan Provinsi Sumatera Barat yaitu Kampung Alai Limau Gadang Lumpo Kab. Pesisir Selatan dan Jorong Tabek Nagari Talang Babungo Kab. Solok. Kedua lokasi ini meraih poin tertinggi hasil verifikasi mengungguli 24 usulan lokasi ProKlim di Provinsi Sumatera Barat tahun 2019. Selain tropi, juga diberikan sertifikat kepada 15 lokasi lainnya. Tahun sebelumnya dari total 16 lokasi usulan ProKlim, Sumatera Barat berhasil membawa tiga Tropi Kategori Proklim Utama dan 12 sertifikat.

 

Kedua lokasi peraih tropi tersebut memiliki keunggulan masing-masing dalam penerapan aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Kampung Alai Limau Gadang Lumpo Kab. Pesisir Selatan memiliki kegiatan yang dapat mengendalikan bencana banjir dan longsor serta berupaya untuk eningkatkan ketahanan pangan. Sedangkan  Jorong Tabek Nagari Talang Babungo Kab. Solok aktif dalam pemanfaatan energi terbarukan seperti pemanfaatan biogas dan tenaga surya sebagai pembangkit listrik serta pemanfaatan lahan pekarangan dengan tanaman bunga dan tanaman obat keluarga. Sehingga aksi tersebut berpengaruh pada peningkatan kesejahteraan masyarakatnya.

 

Pada kesempatan ini, Kepala Dinas Kehutanan Sumatera Barat juga  mendapatkan penghargaan "Sistim Registri Nasional Pengendalian Perubahan Iklim" sebagai pelaksana aksi yang telah berkontribusi dalam registrasi nasional dalam Pengendalian Perubahan Iklim. Dari kurang lebih 800 kegiatan yg terkait mitigasi pengendalian perubahan iklim, 600  kegiatan sudah dientrikan oleh dinas kehutanan dalam Sistim Registrasi Nasional (SRN).

 

Dikutip dari sambutan Menteri LHK, Dr. Ir. Siti Nurbaya, M.Sc., bahwa seluruh penghargaan tersebut merupakan bentuk apresiasi dan rekognisi Pemerintah terhadap peran serta aktif masyarakat, pemerintah daerah dan pihak-pihak terkait lainnya termasuk dunia usaha, dan lembaga non pemerintah dalam mendukung aksi lokal pengendalian perubahan iklim sampai ke tingkat tapak. ProKlim merupakan aksi nyata adaptasi dan mitigasi di tingkat tapak yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari penerapan  strategi pembangunan rendah karbon dan tahan iklim. Program ini perlu ditingkatkan dan diperkuat pelaksanaannya dengan dukungan berbagai pihak.

 

“Saya terima kasih kepada seluruh elemen bangsa yang telah terlibat dalam rangka Indonesia kita menyiapkan diri menghadapi perubahan iklim dengan konsep dasar Penguatan Ketahanan Nasional,” tambahnya.

 

Secara khusus beliau juga menyampaikan apresiasi terhadap peningkatan jumlah aksi yang dicatatkan dalam Sistem Registrasi Naional (SRN) melalui berbagai skema kegiatan, baik itu mitigasi, adaptasi, ProKlim, yang mencerminkan semakin banyak pihak-pihak yang telah melaksanakan kegiatan terkait pengendalian perubahan iklim. Beliau berharap penambahan jumlah kegiatan diikuti dengan peningkatan kualitas untuk setiap jenis aksi yang dilaksanakan sehingga upaya pengendalian perubahan iklim akan memberikan kontribusi nyata terhadap pencapaian target pembangunan berkelanjutan, sejalan dengan tema Festival Iklim Tahun 2019 ini yaitu “Emisi Menurun, Indonesia Maju Berketahanan Iklim”.

Selain pemberian apresiasi kepada pelaksana dan pembina ProKlim, Rangkaian Acara Festival Iklim Tahun 2019 yang diselenggarakan 2 s.d 4 Oktober 2019 ini juga dikemas dalam bentuk pemberian penghargaan kepada penanggungjawab atau pelaksana aksi mitigasi yang sudah melakukan registrasi di SRN dalam penurunan emisi, pelaksanaan Launching Road Map NDC Mitigasi, talkshow, seminar dan dialog interaktif. Selain itu juga pameran yang akan menampilkan hasil-hasil penelitian, best practices, teknologi, sistem, dan produk-produk serta hasil aksi yang terkait dengan pengendalian perubahan iklim dan produk hijau lainnya.

 

ProKlim merupakan program berlingkup nasional yang dikembangkan KLHK untuk mendorong partisipasi aktif masyarakat dan seluruh pihak dalam melaksanakan aksi lokal untuk meningkatkan ketahanan terhadap dampak perubahan iklim dan pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Melalui pelaksanaan ProKlim, Pemerintah memberikan penghargaan terhadap masyarakat di lokasi tertentu yang telah melaksanakan upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim secara berkelanjutan.

 

Program ini merupakan salah satu bentuk kontribusi dalam merealisasikan komitmen nasional yang tertuang dalam Nationally Determined Contribution (NDC) untuk mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) melalui aksi adaptasi dan mitigasi terhadap dampak perubahan iklim.

 

Menteri LHK juga mengatakan bahwa upaya-upaya pengendalian perubahan iklim dan lingkungan secara menyeluruh telah secara nyata memanggil nurani putra-putri bangsa, para aktivis untuk membela tanah air dan bangsa kita dari ancaman dampak perubahan iklim.

 

“Dalam lima tahun ini saya ikuti dan saya pahami bahwa tingkat partisipasi masyarakat dalam agenda-agenda perubahan iklim dan lingkungan serta kehutanan  sangat baik dan mungkin jauh lebih baik dibandingkan dengan  hal dimaksud pada negara-negara lain,” katanya.

 

Share Berita :