Aksi Lingkungan Sungai Batang Agam

Sungai Batang Agam sebagai salah satu sungai yang mengalir di Provinsi Sumatera Barat merupakan sungai yang melintasi areal kabupaten/kota yang padat aktivitas. Dari data-data yang didapatkan beberapa tahun terakhir, terlihat bahwa kondisi kualitas Sungai Batang Agam semakin menurun. Hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran masyarakat dan kurangnya perhatian pemerintah terhadap kelestarian Sungai Batang Agam. Untuk mengatasi agar kualitas air SungaiBatang Agam tidak terus menurun, maka Bapedalda Provinsi Sumbar mencanangkan program terpadu yang dapat dijadikan model untuk mengendalikan sekaligus memulihkan kualitas air sungai yaitu dengan menetapkan Sungai Batang Agam sebagai sungai target program terpadu/model pemulihan dan pengendalian pencemaran sungai perkotaan dengan orientasi target pencapaian penurunan beban pencemaran.

       Mulai tahun 2016 hingga tahun 2020, Bapedalda Provinsi Sumatera Barat bersama 4 Kabupaten/Kota terkait (Kota Bukittinggi, Kab. Agam, Kota Payakumbuh dan Kab. Lima Puluh Kota) telah melakukan kerjasama untuk melaksanakan program dan kegiatan bersama untuk menurunkan tingkat pencemaran sungai Batang Agam. Untuk tahun ini Kota Bukittinggi dijadikan sebagai pilot Project kegiatan dengan melaksanakan kegiatan aksi lingkungan berupa gotong royong pada badan air dan sempadan sungai Batang Agam yang dilaksanakan pada hari Selasa, 4 Oktober 2016 lalu. Pembersihan sungai yang berlangsung kemarin merupakan kerjasama Bapedalda Sumbar dengan Pemko Bukittinggi. Wakil Gubernur, Walikota Bukittinggi dan masyarakat antusias membersihkan sampah-sampah yang mengganggu aliran sungai. Wakil Gubernur Sumbar,Nasrul Abit dalam sambutannya mengatakan, setiap orang wajib menjaga lingkungan, termasuk sungai. Sungai yang bersih akan membuat lingkungan bersih dan bisa menghindarkan masyarakat dari berbagai penyakit. Ini sekaligus mendidik masyarakat untuk tidak membuang sampah ke sungai, yakni dengan menyiapkan bak sampah di rumah masing-masing. Terakhir juga untuk keindahan kota,” ujarnya. Khusus untuk Kabupaten Agam sebagai daerah hulu dari Batang Agam, Wagub menegaskan agar segera pula melakukan gerakan pemulihan. “Bukittinggi ini hulu sungainya dari Kabupaten Agam. Dari itu kami minta Agam segera juga memperbaiki. Jika tidak, akan jadi sia-sia usaha Bukitinggi untuk bersih-bersih, bila hulu tetap mengirim sampah ke sini,” tegasnya. Pemerintah Provinsi Sumbar menurut wagub siap memfasilitasi pemerintah kabupaten/kota yang mau memulihkan sungai mereka dari beban pencemaran. “APBD Provinsi siap memfasilitasi. Bupati atau walikota harus mengecek dan membersihkan sungai-sungai tertutup tersebut untuk keindahan, kenyaman kota, dan juga termasuk untuk menjaga kesehatan,” tegasnya.

       Kepala Bapedalda Sumbar, H. Asrizal Asnan mengatakan, selain mendukung sektor pariwisata, gerakan ini dicanangkan juga tidak terlepas dari kualitas sungai lintas kabupaten/kota yang kondisinya mulai menurun. Sejak empat tahun terakhir, sungai skala provinsi yang berkualitas terburuk adalah Batang Agam dengan indek kualitas lingkungan hidup kategori cemar sedang sampai cemar berat. “Jadi ini gerakan bersih-bersih sungai lintas kabupaten/kota dalam upaya membangun gerakan bersama. Menggerakan masyarakat untuk mencintai sungai, karena ini adalah milik bersama,” terangnya.  Kabid Wasdal Bapedalda Sumbar, Hj. Siti Aisyah menambahkan, selain melakukan sosialisasi, Bapedalda juga memfasilitasi pembentukan klaster bank sampah yaitu bank sampah Saayun Salangkah di kelurahan Puluh Tembok dan bank Sampah Mutiara Indah di Kelurahan ATTS yang dikelola langsung oleh masyarakat. Selain itu juga diserahkan sebanyak 34 unit vertical garden dan 133 unit bio solar deregister yang diberikan kepada masyarakat kelurahan Puhun Tembok. Ini tidak lain agar masyarakat bisa mengolah limbah mereka sendiri dan tidak lagi membuangnya ke sungai. Goro kemarin menurut Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Bukittinggi, Mardison, diikuti 490 orang, diantaranya 200 pegawai di seluruh SKPD di pemko setempat, 200 masyarakat, 60 utusan hotel, 25 utusan sekolah Adiwiyata, dan juga TNI Polri. Pembersihan dilakukan sepanjang 800 meter di Batang Agam dimulai dari Rumah Potong hingga Palolok. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini dapat menurunkan beban pencemaran sampah domestik Sungai Batang Agam dan menjadi pemodelan/percontohan bagi sungai-sungai lainnya.

 

Share Berita :