12 Agustus 2020 10:47:11 WIB

Rencana Pemulihan Lahan Akses Terbuka di Kecamatan Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman oleh KLHK RI

Pemerintah Indonesia melalui Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan  Republik Indonesia (KLHK RI) merencanakan program/kegiatan Pemulihan Lahan Akses Terbuka, salah satu lokasi yang dipilih oleh KLHK adalah Jorong Balah Hilia Utara Nagari Balah Hilia Lubuk Alung Kecamatan Lubuk Alung Padang Pariaman.

 

Saat ini tahapan perencanaan Pemulihan Lahan Akses Terbuka di Jorong Balah Hilia Utara telah mencapai tahap penandatanganan kontrak yang dilakukan pada hari Jumat tanggal  7 Agustus 2020.  

Sebelumnya pada tanggal 18 Juni 2020 telah dilakukan penandatanganan Nota Kesepakatan oleh 3 (tiga) pihak terkait , yakini KLHK, Pemprov Sumbar dan Pemkab Padang Pariaman.

 

Tahapan yang telah dilalui terkait pemulihan lahan akses terbuka di Jorong Balah Hilia Utara ini  antara lain :

1. Rencana pemulihan lahan akses terbuka di Jorong Balah Hilia Utara ini diawali dengan adanya inisiasi masyarakat Lubuk Alung yang disambut oleh Bupati Padang Pariaman. Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman mengusulkan proposal ke Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).  Kementrian Lingkungan Hidup menyambut hal positif tersebut dan memasukkannya ke dalam program perencanaan di KLHK.

2. Dalam prosesnya, pada tahun 2018 KLHK bekerjasama dengan ITB menyusun Study Kelayakan dan DED rencana pemulihan.

3. Selanjutnya, KLHK bekerjasama dengan IPB pada tahun 2019 telah menyusun Dokumen Lingkungan Hidup (UKL UPL) dan sudah memperoleh Izin Lingkungan dari Pemerintah Kabupaten   Padang Pariaman.

4. Proses lelang ulang yang diselenggarakan KLHK telah selesai dan telah dilakukan penetapan pemenang lelang.

5. Tanggal 7 Agustus 2020   dilaksanakan penandatangan kontrak yang segera akan dilaksanakan pengerjaannnya Bulan Agustus 2020.

 

Beberapa hal yang didiskusikan/berkembang dalam rapat Rencana Pemulihan Lahan Akses Terbuka di Jorong Balah Hilia Utara yang dilaksanakan pada tanggal 27 Juli 2020 di kantor Walinagari Balah Hilia Kecamatan Lubuk alung, antara   lain :

1. Diperlukan dukungan dari Balai Wilayah Sungai (BWS) dalam rangka Normalisasi Sungai yang terkait dengan sungai pada wilayah lahan yang akan dipulihkan.

2. Sudah terbentuk BUMNag “Remaja Sepakat Mekar Bersama” yang dalam rencananya terlibat langsung dalam pengelolaan/pengembangan Ekowisata di Jorong  Jorong Balah Hilia Utara.  BUMNag Remaja Sepakat Mekar Bersama sudah terbentuk sejak Tahun 2019 dengan sector usaha saat ini adalah peternakan (penggemukan sapi).

 

Setelah terlaksananya rapat di kantor Walinagari, Tim dari DLH Provinsi melakukan pemetaan lokasi kembali di beberapa titik lokasi melalui drone.  Pemantauan dengan drone kali ini untuk mengetahui akses jalan menuju lokasi rencana pengembangan Ekowisata di Jorong Balah Hilia Utara yang berada pada lahan 4,2 Ha.

 

Pemulihan sekitar 4,2 Ha Lahan Akses Terbuka di Nagari Balah Hilia Lubuk Alung Kecamatan Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman berlokasi di Jorong Balah Hilia Utara dilaksanakan dengan mengembangkan “Konsep Pemulihan Ekowisata Balah Hilia Lubuk Alung” dalam bentuk :

1. Wisata Air

- Pemanfaatan utama pada tapak berada pada lokasi bekas galian pasir yang tergenang yang dirancang sebagai ruang aktivitas wisata air.

- Lahan difungsikan sebagai ruang wisata berbasis air seperti permainan perahu atau sampan. Selain itu, tapak berfungsi ekologis dalam menampung sumber daya air  ( reservoir ).

- Pada zona wisata air direncanakan pula ruang bermain anak ( children playground ) untuk memberikan ruang khusus bagi anak-anak khususnya dan umumnya bagi pengunjung untuk berkespresi dan mengaktualisasikan dirinya dalam suasana bermain.

- Tapak dirancang pula untuk mengakomodasi kebutuhan wisata dan rekreasi keluarga. Dalam hal ini fasilitas areana pemancingan dan gazebo dengan bentuk arsitektur khas Minangkabau direncanakan untuk memberikan kesan yang nyaman dan berkesan bagi pengguna

2. Wisata Arboretum

Ruang Wisata Pertanian ( Agrotourism ) direncanakan untuk memberikan ruang khusus dalam mengkonservasi jenis tanaman khas maupun memproduksi jenis tanaman buah lokal unggulan.

Tapak dirancang menjadi tiga zona inti, yaitu :

 a. Zona Konservasi Budaya, dirancang untuk menjaga eksistensi jenis tanaman lokal yang menjadi identitas bagi masyara kat lokal seperti tanaman gambir, pinang, dan kakao.

b.   Zona Konservasi Lingkungan, dirancang untuk jenis tanaman konservasi air dan tanah seperti nipah.

c.   Zona Produksi, dibagi menjadi dua sub zona yaitu :

  • sub zona buah, dirancang untuk menanam beberapa jenis komoditas unggulan seperti durian dan duku.
  • sub-zona pakan hijauan, dirancang sebagai model peternakan tradisional dengan memanfaatkan rumput pakan seperti rumput gajah. Konsep vegetasi ini direncanakan menjadi arboretum sebagai ruang konservasi lokal (local biodiversity conservation ) di wilayah Padang Pariaman.

Share Berita :